Pasaman-Singgalang
Pemerintah Kabupaten Pasaman akhirnya bisa melakukan rehabilitasi terhadap salah satu ikon pariwisata setempat, yaitu Taman Wisata Equator Bonjol. Objek wisata yang terkenal karena dilintasi oleh garis Khatulistiwa ini bakal direhab dengan penggunaan anggaran Rp 1,9 miliar.
Bupati Pasaman, Yusuf Lubis melalui Kepala Disporapar, Ricky Riswandi, Sabtu (15/12) mengatakan, sumber pembiayaan rehabilitasi dan pembangunan sejumlah fasilitas di Taman Equator Bonjol itu bersumber dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. “Benar. Alhamdulillah kita bisa mewujudkan salah satu cita- cita kita untuk mempercantik dan membangun sejumlah fasilitas di Taman Equator Bonjol. Untuk tahun 2019 ini, Pemkab Pasaman mendapat anggaran sebesar Rp 1,9 miliar dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kemenpar RI untuk pembangunan tersebut,” terang Ricky Riswandi.
Menurutnya, dengan anggaran itu akan dibangun sejumlah kawasan pertokoan di area Taman Equator Bonjol hingga fasilitas umum.”Ada beberapa toko yang diperuntukan sebagai tempat masyarakat menjual berbagai hasil produk UMKM. Kemudian fasilitas umum termasuk toilet. Saat ini, kita tengah melakukan penyusunan Rencana Anggaran Biaya agar segera bisa dilelang di LPSE Pasaman,” kata Ricky.
Pembangunan Taman Equator Bonjor ini kata dia, sebenarnya sudah kita ajukan sejak tahun 2017 lalu dengan total kebutuhan anggaran biaya sekitar Rp20 miliar. “Sebenarnya jumlah kucuran dari Kemenpar RI itu belum seberapa dari total yang kita rencanakan. Kemudian pihak Pemprov Sumbar juga tidak bisa membantu anggaran tersebut. Jadi untuk saat ini, baru bisa dibangunkan untuk sebagian saja dari master plan sebelumnya. Namun nanti kita berharap dengan pembangunan ini bisa membangkitkan kembali nuansa daya tarik Taman Equator Bonjol kepada wisatawan,” tuturnya.
Sebelumnya kata Ricky dalam master plan yang disusun oleh Disporapar setempat akan membangun tiga bola equator ukuran besar sebagai ikon garis Khatulistiwa ditempat tersebut. “Kalau ini semua tuntas nanti bakal jadi kawasan wisata termewah untuk daerah Khatulistiwa se-Indonesia, sebab tidak semua daerah indonesia dilewati garis Khatulistiwa. Apalagi nanti dipercantik dengan taman bunga, sejumlah tempat duduk wisatawan hingga kolam renang. Namun dengan kondisi anggaran yang terbatas ini, kita lakukan pembangunan secara bertahap,” tutupnya.