Dianggarkan dengan APBD, Pacu Kudo Tetap Bebayar

Payakumbuh- Singgalang

Kendati sudah dianggarkan dengan APBD Payakumbuh, namun pelaksanaan Pacu Kuda 2018 yang berlangsung di GOR Kubu Gadang Minggu dan Senin (5/2) hari ini, ternyata tetap berbayar.

“Berbayar, Rp10.000 per orang,” kata Dodo, warga Lampasi Tigo Nagari, Minggu (4/2) kemarin di Kubu Gadang. Dia kesal, sangkanya, pacu kuda tak berbayar. “Katanya ada masuk APBD Rp100 juta lebih, tapi berbayar juga,” tukuknya.

Sejumlah pegiat anti korupsi Luak Limopuluah mengaku khawatir, pacu kudo yang dihelat Pemkot kali ini, tidak tepat sasaran dengan alek hiburan rakyat. “Kalau memang sudah dianggarkan dengan APBD, mestinya tiket masuk tak dipungut lagi,” kata sejumlah pegiat anti korupsi.

Singgalang mendapat kabar, APBD Payakumbuh yang disuntikan untuk menghelat pacu kuda ini tak kurang Rp100 juta. Selain itu, panitia pelaksana yang dipimpin Wako Erwin Yunaz, juga menyebar proposal ke sejumlah pihak. Proposal melayang ke beberapa donatur.

Dari tokoh politik, pengusaha dan pejabat, kebahagian proposal. Tidak terkecuali perbankan umum pemerintah. “Kami pikir, setelah Pemko yang menggelar acara ini, tiket masuk tidak dipungut lagi. Ternyata salah tafsir, kami,” sambung warga lainnya. Sekretaris Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI) Sumatera Barat, Amris mengatakan, masih banyak yang perlu dibenahi Pemerintah Kota Payakumbuh terkait pacu kuda tradisional.

“Belajar dengan Pemko Bukittinggi, Sawahlunto dan Padang Panjang. Pemko tersebut sudah sediakan dana 100 persen untuk pacu kuda tradisional tanpa memberatkan masyarakat dengan bea masuk,” ungkap Amris yang didengar langsung oleh wartawan, pengurus Pordasi Payakumbuh, Bukittinggi- Agam ketika coffe morning di salah satu warung makan di area gelanggang pacu kuda Kubu Gadang, Minggu (4/2).

Ia menyarankan, Pacu kuda yang diselenggarakan di Kota Payakumbuh mendatang dibiayai penuh oleh pemerintah daerah. Alek nagari merupakan salah satu tontonan hiburan bagi masyarakat. “Namanya saja alek nagari, tentu ini menjadi kegiatan yang ditunggu- tunggu oleh masyarakat sebagai hiburan setelah sibuk dengan aktifitas dan urusan masing-masing,” tukuknya.

Selain itu dirinya berharap Pordasi selalu menjaga kebersamaan. Jangan ada kemelut pada Pordasi Kota/ kabupaten. “Saat ini yang terjadi, pordasi Payakumbuh dan Limapuluh Kota untuk berdiri sendiri. Tapi berkasnya belum lengkap, sehingga pordasi Sumbar belum menyetujui hal ini, “ demikian Amris.

Selengkapnya…