Menelusuri Dugaan Penyimpangan Pekerjaan PT.RB

Zaman

Sepertinya, kedatangan salah seorang pengusaha besar di Sumbar, Suryadi Halim alias Tando, ke kantor Kejati Sumbar, Kamis 1 Maret 2018 kemaren, membuatnya tanda Tanya kalangan insan pers yang memergokinya di sana. Apalagi, belakangan ini salah satu perusahaannya PT. Rimbo Paraduan, yang mengerjakan mega proyek di beberapa daerah, diduga menyimpang dan bermasalah. Ada apa Tando mendatangi Kajati Sumbar?

HEBOH, soal kedatangan Suryadi Halias alias Tando ke kantor Kejati Sumbar, jalan Raden Saleh, Kota Padang, memang masih menjadi tanda Tanya.  Apalagi, pengusaha yang disebut sebut ikut mendanai suap anggota DPRRI, yang melibatkan Suprapto, mantan Kadis Prasjal dan Tarkim Sumbar itu, kini salah satu perusahaannya PT. Rimbo Paraduan, diduga proyeknya banyak masalah. Dari penelusuran wartawan, pengakuan piket Tando akan menemui ajudan Kajati. Dan dari keterangan Yunelda, kemungkinan urusan pribadi.

Hasil investigasi dan Informasi yang dihimpun Zaman, pekerjaan pelebaran jalan Simpang Empat – Air Gadang Pasaman Barat, berupa pengaspalan dan drainase yang dilaksanakan PT. Rimbo Paraduan senilai Rp.69 Miliar lebih  tersebut, selain ada keterlambatan, kualitas dan terindikasi pengurangan Volume, meski waktu kontrak di perpanjang.

Menurut sumber dilingkungan PU Pasbar, seharusnya, dalam pekerjaan pemadatan jalan dengan laston lapis AC-WV, laston lapis AC-BC, serta laston_lapis AC-Base. Setelah itu baru dilapisi dengan aspal agregat Kelas A dan Kelas B serta drainase. Tujuannya, agar kepadatan jalan merata. Sehingga, bisa mencegah jalan bergelombang apabila dilalui truk bermuatan berat. Apalagi di Pasbar banyak dilalui truk CPO.

Namun pekerjaannya, ada dugaan bahwa adanya lapisan aspal yang dilewatkan saja. Seperti penghamparan AC-BASE (aspal dasar) setebal 7,5 cm, dilanjutkan dengan penghamparan aspal  AC-BC setebal 6 cm. Begitu juga, pada  pekerjaan drainase terlihat bentuk dan ukurannya tidak pas. Bahkan pasangan batu terlihat kurang sesuai dengan standar ke PU an karena begitu tipis, alias pengurangan volume.

Seperti yang disampaikan Yulison, salah seorang warga disana, bahwa pembangunan drainase tidak dilakukan sepenuhnya, tapi terputus-putus karena masih sebagian saja yang sudah pakai drainase.  Sedangkan selainnya tidak dilakukan pembangunan drainase.  Begitupun pinggir aspal masih terdapat badan aspal yang tinggi,  karena tidak diratakan dengan bahu jalan dengan timbunan dan pemadatan.

Terkait dugaan kejanggalan yang dilakukan PT Rimbo Paraduan tersebut ketika mau dikonfirmasi pada  manajer lapangan Ali Hasibuan yang dicoba dihubungi lewat handphonenya tidak memberi jawaban. Meskipun dihubungi beberapa kali juga tidak ada respon.

Begitupun PKK proyek, Roberto saat dikonfirmasi lewat HP/WA nya juga tidak ada jawaban. Yang jelas, masyarakat Pasbar berharap agar ke depan pihak terkait benar-benar  mengawasi dengan baik dan jika terjadi penyimpangan mesti ditindak tegas, jika perlu proyek yang salah dibongkar dan diperbaiki kembali oleh kontraktor atau pelaksana proyek.

Yang lebih parah lagi, pekerjaan PT.Rimbo Paraduan, yakni, hancurnya hasil pekerjaan proyek Peningkatan Jalan  dan Jembatan ke Objek Wisata Nyarai Desa  Gamaran  Nagari Salibutan Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Proyek tersebut merupakan salah satu ruas dari delapan ruas jalan yang dikerjakan PT. Rimbo Paraduan. Pekerjaan proyek jalan dan jembatan itu terlihat dikerjakan asal jadi yang mengakibatkan proyek tersebut hancur hanya berselang beberapa bulan di PHO.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat disana, Mak Uniang mengatakan,  penyebab hancurnya proyek peningkatan jalan dan jembatan ke Objek Wisata Nyarai akibat kurangnya  pengawasan dari PPTK, KPA dan Tim PHO di Dinas PUPR Padang Pariaman. Apalagi kabarnya telah terjadi permainan antara pihak kontraktor dengan Dinas PUPR  Padang Pariaman, sehingga PT. Rimbo Paraduan dalam pengerjaan proyek itu terkesan asal jadi.  Sehingga jalan dan jembatan yang sudah menghabiskan dana Miliaran tersebut tidak bermanfaat bagi masyarakat disini.

Lebih lanjut Mak Uniang menjelaskan, aspal yang baru saja selesai dikerjakan oleh PT. Rimbo Paraduan ini dibeberapa titik aspal hotmix sudah mulai mengelupas. Hal ini diduga karena kontaktor melakukan pekerjaan asal jadi dan juga di duga aspalnya kurang masak. Akibatnya, hotmix yang dihampar tidak senyawa, sehingga antara aspal dan material tidak merekat. Dari awal kami sudah gerah melihat pekerjaan dari kontraktor  ini. Coba bayangkan, penghamparan lapisan bawah sangat tipis dan dipadatkan dengan seadanya. Begitu penghamparan LBP tipis hanya beberapa cm saja.

Tipisnya hamparan aspal ini dikhawatirkan dalam beberapa bulan  kedepan aspalnya akan terkelupas. Coba lihat sekarang saja aspalnya sudah mulai terkelupas dan ada beberapa retak-retak. Begitu juga dengan dikiri dan kanan jalan tidak dibikin drainase ungkap Mak Uniang kepada wartawan koran ini dilokasi obek wisata Nyarai tersebut.

Begitu juga dengan jembatan yang dibangun PT. Rimbo Paraduan dilokasi objek wisata Nyarai  juga dikerjakan asal-asalan. Hal ini terlihat dari pemasangan pondasinya yang tidak mengacu kepada gambar RAB. Pasangan pondasi terlihat dangkal begitu juga dengan kondisi jembatan tersebut,  yang tidak diplaster dan juga bahu jembatan dibangun asal jadi. Sehingga hujan tiba, jembatan tersebut akan tergerus air hujan dan di khawatirkan jembatan ini akan ambruk.

Dodi,PPTK proyek Jalan dan Jembatan  Objek Wisata Nyarai di Nagari Salibutan sewaktu dikonfirmasi   mengaku belum tahu dengan kondisi jalan di objek Wisata Nyarai yang dikerjakan oleh PT. Rimbo Paraduan. dengan enteng Dodi mengatakan proyek tersebut masih dalam tanggung jawab kontraktor  dan  nanti akan dipanggil untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut. Sementara jembatan yang baru dibangun juga tidak ada masalah, karena memang begitulah kondisnya, ujarnya terkesan mengelak.

Buruknya pekerjaan CV Mitra Sejagat pada ruas jalan kurao Sampan – SMK Pilubang ini sangat disesalkan oleh berbagai pihak. CV. Mitra Sejagat yang disebut-sebut sebagai kontraktor titipan oleh penguasa daerah ini. Perihal itu terbukti walaupun sudah disorot oleh berbagai pihak, namun  proyek tersebut tidak pernah di perbaiki sampai sekarang. Anehnya, mulai dari pengawas , PPTK dan KPA di Dinas PUPR Padang Pariaman terkesan lepas tangan saja.

  Selengkapnya…