PPTK Jangan Sampai Diperiksa Penegak Hukum

Bukittinggi-Singgalang

Pimpinan dan anggota Komisi 2 DPRD Sumbar mengunjungi pembangunan Balai Diklat Tenaga Penyuluh Pertanian di Bukittinggi. Gedung yang menjadi temuan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 2017 tersebut sekarang masih terbengkalai.

Hasil temuan BPK, sekitar November 2017 itu ada kelebihan uang yang disetorkan kepada rekanan Rp 43 juta. Total anggaran di 2017 itu sekitar Rp 7,5 miliar.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Ollyandes menjelaskan, temuan tersebut memang betul, cuma sudah dibayar oleh rekanan ke negara. Temuan tersebut disebabkan oleh keterlambatan kontraktor menyelesaikan penimbunan lantai.

Saat BPK melakukan pemeriksaan lapangan, timbunan belum diratakan, atau masih teronggok-onggok. “Akhirnya setelah pemeriksaan BPK, pihak rekanan langsung mengerjakannya,”ujarnya.

Tapi dalam mengerjakan sudah terhitung waktu keterlambatan dari kontrak kerja. Akibatnya, PT juga harus membayar denda keterlambatan sekitar Rp 6,7 juta atau Rp 5,1 juta per hari. “Jadi total uang yang dikembalikan rekanan sekitar Rp 115 juta,” katanya.

Ia menambahkan pengerjaan proyek tersebut sudah tahun kedua. 2018 ini adalah tahun ketiga. Ditahun ketiga ini dianggarkan lagi Rp 8 miliar. “ Rp 7,6 miliar untuk fisik,” katanya.

Menurutnya dengan anggaran sebanyak itu, belum akan selesai sampai finish. Kemungkinan akan ada tahap keempat.

Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Sumbar Muzil M. Nur, karena kontrak dengan rekanan sudah habis  bagaimana lagi. Ke depan LPSE diminta untuk lebih selekif menentukan pemenang tender. Jangan cuma gara-gara yang menawar paing rendah dijadikan pemenang, akhirnya banyak masalah jadinya.

Sekretaris Komisi 2 Nofrizon, juga mengatakan hal yang sama. Bahkan ada tukang kerja bangunan yang mengadu kepadanya karena gaji tidak dibayarkan. “Dikabarkan juga tukang kerja diganti tiap sebentar,” katanya.

Dia mengingatkan KPA dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) agar hati-hati. Jangan sampai gara-gara salah menunjuk rekanan, mereka juga dipanggil penegak hukum.

Kunjungan tersebut juga diikuti oleh anggota Koimisi 2 lainnya yakni Komi Chaniago, Sudarmi Saogo, Zusmawati.

Kondisi balai diklat itu sekarang sudah berbentuk. Sudah dipasang atap. Lantai masih tanah, plafon belum, sebagian dinding belum diplester. Pintu-pintu ruangan belum ada. Menurut pihak balai hingga selesai akan menghabiskan anggaran Rp 25 miliar.(402)

Selengkapnya…