Empat Tahun Kepemimpinan Hendrajoni Pesisir Selatan terus Berbenah

Painan-Padang Ekspres

Empat tahun kepemimpinan Bupati Pesisir Selatan (Pessel), Hendrajoni, banyak memberikan kemajuan dan perubahan positif bagi pembangunan. Berkat sentuhan, ide, gagasan dan pemikirannya, kini Pessel berubah menjadi kabupaten terkemuka di Sumbar.

Kemajuan Pessel tidak lerlepas dari konsistensi Hendrajoni mewujudkan visi pembangunan tertuang dalam RPJMD Pessel tahun 2016-2021, yaitu mewujudkan masyarakat Pessel mandiri, unggul, agamis dan sejahtera. Visi ini dijabarkan ke dalam 5 misi dan 11 sasaran strategis, serta diimplementasikan dalam bentuk program terintegrasi dengan semboyan “Pessel Maju” “Pessel Maju ini ruh bagi keberhasilan daerah, karena berhasil merekat stakeholder bersinergi dalam pembangunan,” kata Hendrajoni kemarin (31/3).

Tantangan pembangunan saat penyusunan RPJMD di awal periode pemerintahanya tahun 2016 lalu, menurut dia, telah terindentifikasi pada beberapa permasalahan utama dan isu strategis di daerah itu. “Di antaranya, rendahnya disiplin dan motivasi kerja aparatur, sulit dan mahalnya biaya pelayanan publik, khususnya dalam pengurusan dokumen kependudukan. Termasuk, daya saing dunia pendidikan relatif rendah dibuktikan dengan peringkat UN nomor 17 di Sumbar ungkapnya.

Lalu, pelayanan kesehatan belum optimal, masih banyak orang tua, jompo dan penyandang cacat terlantar dan tidak tersentuh bantuan pemerintah. “Termasuk, banyaknya rumah tangga belum teraliri listrik, air bersih dan sanitasi, serta masyarakat miskin menempati rumah tak layak huni,” ujarnya.

Di samping itu, terdapat pula beberapa potensi andalan seperti pariwisata dan industri belum berkembang. “Pasar rakyat belum tertata dan kondisinya memprihatinkan. Namun, sekarang sudah mengalami perubahan sangat besar. Sebab, pasar-pasar tradisional dikembangkan menjadi pasar semi modern. Hingga kini, sudah 33 unit pasar dibangun dan direvitalisasi,” ujarya.

Berdasarkan isu startegis dan mempertimbangkan potensi daerah, dia pun mencanangkan visi pembangunan RPJMD tahun 2016-2021. Yakni, mewujudkan masyarakat Pessel yang mandiri, unggul, agamis dan sejahtera.

Untuk mewujudkan visi tersebut, pihaknya mengambil langkah besar yang disusun ke dalam 5 misi pembangunan Pessel. Di antaranya, melaksanakan reformasi birokrasi dengan aparaUir yang bersih dan responsif dan meningkatkan pembangunan infrastruktur perekonomian.

Sedangkan beberapa key performance indicator daerah akhir RPJMD, yakni, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencapai 71,10, ekonomi daerah tumbuh 5,59 persen dan indeks gini di bawah 0,30. “Penurunan angka kemiskinan tahun 2021 mencapai 5,19 persen dan pengangguran menjadi 5,59 persen. Usia harapan hidup ditargetkan mencapai 70,60 tahun,” jelasnya.

Untuk bidang pendidikan, diharapkan mampu meningkatkan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah menjadi 8,52 tahun dan 14,53 tahun. Sedangkan pelayanan publik dan reformasi birokrasi dilakukan perbaikan, ditandai dengan pengelolaan keuangan daerah memiliki opini WTP setiap tahun, kualifikasi penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) berkategori A, dan nilai LPPD daerah mencapai angka 3.350.

Di samping itu, juga diwujudkan pemerintahan responsif bersih dan bebas KKN, peningkatan akses dan kualitas pelayanan publik. Hal ini diwujudkan dengan meningkatkan disiplin dan membangun motivasi PNS disertai pemberian Tambahan Penghasilan PNS (TPP). Termasuk, membuat terobosan untuk perbaikan layanan kependudukan.

Penguatan kualitas dunia pendidikan juga ditandai dengan memperkuat manajemen sekolah dengan menempatkan kepala sekolah berkompeten, meningkatkan kualitas dan kompetensi guru, menanamkan pendidikan karakter pada siswa mulai jenjang PAUD danTK.

Lalu, melengkapi sarana dan prasarana belajar meliputi ruangbelajar, mobiler, alat peraga, labor dan buku koleksi perpustakaan. Termasuk, mengangkat guru kontrak 1.200 orang dan mendorong setiap perangkat daerah membina satu sekolah dengan pola bapak angkat, serta bekeija sama dengan PT Poetra Sampoerna Foundation selama 3 tahun berturut-turut peningkatan kualitas pendidikan.

Khusus kualitas layanan kesehatan, pihaknya menjadikan seluruh puskesmas diakreditasi dari semula hanya 2 unit menjadi 20 unit puskesmas di tahun 2019. “Membangun tiga puskesmas baru di Surantih, Ranah Ampek Hulu Tapan dan di Kecamatan Airpura, meningkatkan jumlah puskesmas rawatan dari 10 menjadi 13 puskesmas, dan direncanakan tahun 2020 ini akan ditambah 1 unit puskesmas rawatan lagi. Mengoperasionalkandan melengkapi fasilitas RSUD Pratama Tapan, serta meningkatkan jaminan kesehatan masyarakat hingga mencapai kepesertaan BPJS sebanyak 276.675 jiwa,” jelas Hendrajoni.

Kini, kinerja pengelolaan keuangan daerah semakin membaik dengan berhasil mempertahankan opini WTP tanpa catatan dari BPK 6 kali berturut-turut. Lalu, peningkatan nilai SAKIP dari C tahun menjadi CC tahun 2017 dan B tahun 2017 hingga 2019.

Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik berkategori Baik (klasifikasi B). Usia harapan hidup masyarakat dari 69,8 tahun 2016 menjadi 70,73tahun 2019. Rata-rata lama sekolah terus meningkat awalnya 8,37 tahun menjadi 8,25 tahun 2019.

Harapan lama sekolah juga mengalami peningkatan positif menjadi 13,31 tahun 2019 semula hanya 13,04 tahun 2016. Daya saing pendidikan tahun 2016 peringkat 17 di Sumbar, 2018 masuk 5 besar. Juga, melakukan perbaikan konektivitas berupa pembangunan, peningkatan, rehab jalan dan jembatan, sehingga jalan kabupaten kondisi baik meningkat dari 23 persen menjadi 27,9 persen.

Mendorong penyelesaian jalan Pasarbaru-Alahan Panjang beserta jembatan penghubung, mendorong terwujudnya jalan di kawasan Mandeh sehingga beraspal hotmix dari Sungai Pisang-Carocok Anau, mendorong dan memfasilitasi pelebaran dan perbaikan jalan nasional dari PainanSilaut Terns, mendorong pembukaan akses Jalan KambangMuarolabuah, melanjutkan bengkalai jalan jalur dua Painan-Sago, mendorong peningkatan Pelabuhan Panasahan Painan.

Membenahi jaringan irigasi melalui rehabilitasi lebih dari 22 unit bendung, saluran irigasi 10.954 meter, serta pembangunan bendungan Sawahlaweh melalui APBN. Membangun infrastruktur pemerintahan seperti gedung dinas pendidikan, gedung ruang sidangDPRD, Painan Convention Center (PCC), kantor perwakilan di Tapan, masjid terapung dan beberapa kantor dan rumah dinas camat.

Meningkatkan standar hidup layak masyarakat dengan membangun dan merehab rumah tidak layak huni, rumah khusus nelayan dan pemmahan sehat bagi PNS golongan rendah dengan APBD, APBN dan bantuan donatur sebanyak 4.020 unit, membantu sambuagan listrik gartis bagi rumah tangga miskin sebanyak lebih dari lOOOsambungan rumah.

Membangun jamban sehat bagi masyarakat miskin sehingga masyarakat bersanitasi layak meningkat dari 62,7 persen menjadi 75,13 persen di akhir tahun 2019. Dan saat ini sedang mengupayakan lebih dari 44 nagari keluar dari kriteria ODF (Open Defecation Free). Memperluas akses air bersih masyarakat dari 81,63 persen 2016, menjadi 94,88 persen tahun 2019, dan banyak lagi.

Dari beberapa capaian itu, terlihat bahwa grand desaign pembangunan sudah berada pada jalur benar dan sesuai target. “Namun demikian, kita akan terus berbenah dan tetap mengevaluasi diri agar momentum kemajuan yang telah dirintis tidak kehilangan energi,” ungkapnya.

Kepala Badan Perencanaan Daerah Penilitian dan Pembangunan (Bapedalitbang) Pessel, Yoski Wandri ketika dihubungi kemarin (31/3) menjelaskan, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap manajemen kinerja aparamr secara berkala. “Upaya itu bertujuan untuk menjaga kesinergian antar instansi, serta meningkatkan efektifitas pelaksanaan program atau kegiatan pembangunan,” jelasnya.

Pessel juga sangat mengharapkan peran serta dan dukungan seluruh pemangku kepentingan dalam penye lenggaraan pembangunan di Pessel. “Semua itu bertujuan agar cita-cita Pessel menjadi daerah yang maju, dan unggul benar-benar bisa terwujud,” timpalnya. (yon/adv)

Selengkapnya…